
TOLERANSI WARISAN ROSULULLAH
Mengutip Judul dari Al-Qur’an yakni surah Al-Kafirun ayat enam. Jikalau kita memaknai secara mendalam ayat itu juga pasti menyimpan makna yang mendalam. Menurut sebuah cerita dimana Rosulullah didatangi oleh kaum kafir dimana mereka mengajak diskusi, dan menemukan Titik temu antar ajaran agar tidak terjadi perselisihan. Sehingga bisa dikatakan bahwa ini merupakan salah satu ujian intelektual kepada Rasulullah di hadapan umatnya. Kaum Kafir ini merasa bahwa ajaran Rosulullah mengganggu ajaran mereka.
Atas Bimbingan Allah, Rasulullah mampu melemahkan argumen kaum kafir yang mendatanginya. Bahwa Rosulullah mengambil sikap dan jalan tengah dengan memberikan pengertian bahwa mereka mampu berjalan berdampingan. Hal seperti itu merupakan gambaran atas sikap toleransi yang Rosulullah bangun.
Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai etnis, budaya, suku, ras dan juga agama. Dari banyaknya perbedaan terbukti bangsa Indonesia mampu bersatu menjadi sebuah bangsa yang utuh dan bisa hidup berdampingan, tentuanya agar keutuhan ini terus terjaga sikap toleransilah yang harus paling kita kedepankan dan harus menjadi sebuah tuntuan negri ini. Tentu hal ini sejalan dengan ajaran sikap yang Rosulullah wariskan kepada umatnya. Lantas apalah yang terbesit di pikiran aada mengenai toleransi?
MAKNA TOLERANSI
Sebenarnya banyak sekali pengertian dari para ahli tentang toleransi, salah satunya adalah W.J.S poerwadarminta berpendapat bahwa toleransi adalah sebuah sikap untuk memperoleh suatu pendapat yang berbeda, karena dalam toleransi sangat dijunjung tinggi untuk menghargai pendapat orang lain.
Namun taukah kalian bahwa toleransi juga bukan hanya sekedar menerima pendapat orang lain, akan tetapi sebuah sikap dimana kita bisa menerima dengan sepenuh hati atas perbedaan latar belakang dari suku, ras, agama dan juga budaya. Dalam hal ini keharmonianlah yang kita tanamkan dalam keseharian akan tetap konsisten menjaga keutuhan Negara. Toleransi juga sudah menjadi suatau kebiasaan Negara kita yang sudah menerima keaneka ragaman yang ada.
Seperti halnya di daerah Indonesia bagian timur, tepatnya di Sulawesi utara yang mana masyarakat di daerah ini sudah hidup berdampingan dari awal masuknya agama-agama. Sesuai slogan yang mengakar yaitu “TORANG SAMUA BASUDARA” yang artinya kita semua bersaudara menjadi sebuah tonggak kekuatan kerukunan di Sulawesi Utara, walaupun banyak oknum-oknum yang tak bertanggung jawab ingin memecah belah kerukunan ini akan tetapi kesadaran masyarakat setempat sanagat kuat menjujung persaudaraan. Ketika saat datangnya hari raya idul fitri malam takbiran juga di meriahkan oleh orang-orang non muslim, menjaga masjid saat sholat ied. Dan begitu pula sebaliknya pada saat datangnya hari perayaan natal bagi kaum nasrani, umat islam berbondong-bondong menjaga gereja saat prosesi ibdah natal berlangsung. Dari sini kita bisa lihat sikap toleransi yang tinggi terhadap masyarakat Sulawesi Utara.
Untuk itu, dalam menjaga hidup keberagaman sikap toleransilah yang menjadi syarat utama dalam memelihara dan melindungi kekeluargaan, dengan kata lain persatuan di negri ini mungkin bisa terjaga identitas primordial setiap warga Indonesia sepenuhnya dan di beri kesempatan dan diakui untuk bebas mengekspresikannya. Dan situasi ini bisa terealisasi sepenuhnya jika dari kita warga Negara Indonesia memiliki kesadaran yang tinggi terhadap toleransi.
Toleransi, tidak hanya sekedar diidentifikasi sebagai sebuah sikap, akan tetapi suatu kesadaran yang harus ada kemauan pada diri agar salaing menerima dan menghormati perbedaan dan juga pendapat orang lain. Toleransi harus memerlukan sarana edukasi yang khusus untuk menjadi kekhasan bangsa Indonesia, dan juga harus di tanamkan bagi generasi muda bangsa sebagai jaminan keakuran negri. (wan/ryz)
