Pelik Perkuliahan Daring Menanamkan Rindu

MOJOKERTO, BIDIK – Pandemi akibat Virus Corona berdampak pada proses Perkuliahan di Institut pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto. Pasca dikeluarkan Surat Edaran Resmi dari Pondok pesantren Amanatul Ummah terkait Kesiapsiagaan menghadapi virus corona (COVID-19) (14/03). IKHAC yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah turut mengindahkan surat edaran tersebut. Jum’at (20/03/2020).


IKHAC juga menerbitkan surat edaran terkait hal tersebut dengan nomor 0473/KP.170.01.00/IX/03/2020. Salah satu isi edaran tersebut yakni kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dan mengubah kegiatan tatap muka dengan pembelajaran daring (pembelajaran secara online).


Pembelajaran online atau daring ini di tempuh dengan cara yang berbeda-beda tergantung dari kapabilitas dan kebutuhan dosen pengampu. Beberapa diantaranya menggunakan Whatsapp pada pembelajaran yang tidak membutuhkan tatap muka. Adapun beberapa dosen yang memang membutuhkan tatap muka menggunaka aplikasi zoom atau google hangout meet.


Menurut Puji Laksono, M. Si selaku Dosen Di KPI IKHAC mengungkapkan bahwa “Kuliah daring ini ada, Kalau saya pribadi semua ada plus minusnya, Kalau saya lebih memilih tidak memberikan tugas karena saya melihat sudah bnyak tugas, dengan tugas mahasiswa diharap meng-explorer pengetahuan secara mandiri. Adapun positifnya tidak terbatas ruang dan waktu.” Tandas beliau.


Pelaksaaan kuliah dengan tatap wajah berupa video virtual, menyulitkan mahasiswa untuk berdiskusi dan memahami materi yang disediakan, seperti kata Fitria Hendayani Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam “kalau begini sulit pak, belum lagi kendala sinyal dan kuota” pungkasnya.


Dengan pelaksanaa daring tersebut beberapa mahasiswa mengeluh akibat kesulitan dan beberapa diantara mereka merasa tidak efektif dan efisien, kemudian diantara mereka merasa keberatan dikarenakan beberapa dosen memberikan tugas dalam satu hari yang sama serta batas jam sama. Amar salah satu mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam mengungkapkan “kuliah online atau kuliah tugas online, selalu diberikan tugas kami bingung mengerjakannya Karena komunikasi jarak jauh berupa tulisan” tandasnya.

Diperkuat dengan teman sekelasnya yakni Fery mengungkapkan, “kuliah online ini tidak meningkatkan pemahaman, dan penjelasan dosen tidak sampai pada pemahama” pungkas Fery salah satu mahasiswa Komunikasi dan Penyiran islam pula. Pemuda asal mojokerto ini juga menyampaikan bahwasannya kuliah di kelas lebih menyenangkan “ngene iki atuk ndek kelas rame ketemu arek kelas” tegas Fery. Fitria hendayani juga mengungkapkan hal yang salam dalam perjumpaan kelas daringnya “Jangan di tutup dulu, masih kangen rek, begini bikin rindu kelas”.


Disisi lain terdapat mahasiswa yang senang dengan pembelajaran daring ini, lantaran tidak perlu keluar dari kamar dan cukup berdiam diri diasrama saja. Salah satu dampak dari daring ini pula beberapa mahasiswa yang sedang bekerja tetap turut menghadiri perkuliahan. (ryz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Dr. Risna : Pesantren Adalah Tempat Isolasi Terbaik

Mojokerto (BIDIK) – Corona virus 2019 (COVID-19), tak dapat dipungkiri yang mampu menakhuk kan planet bernama bumi. Dari banyaknya negara di belahan bumi, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak tersebut. Pondok Pesantren Amanatul Ummah, salah satu Instansi Pendidikan di Mojokerto yang juga melakukan penolakan terhadap COVID-19 ini. Upaya […]